APAKAH daging merah bisa meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker? Hal ini merupakan pertanyaan yang terus diperdebatkan. Jika Anda penyuka daging merah dan juga resah mengenai risikonya bagi kesehatan, berikut uraian mengenai risiko dan perannya dalam diet Anda.
1. Apakah konsumsi daging merah meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung?
Berkenaan dengan penyakit jantung, jawabannya lebih jelas. Beberapa jenis daging merah, kaya lemak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol. Anda pastinya juga sudah tahu, kadar kolesterol jahat LDL tinggi akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Akan tetapi, jika berkaitan dengan kanker, jawabannya masih belum begitu jelas. Banyak peneliti yang menyatakan kalau daging merah meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal. Sebuah penelitian dari National Institutes of Health-AARP yang melibatkan lebih dari 1/2 juta warga dewasa Amerika menemukan, mereka yang lebih sering makan daging merah dan daging olahan selama 10 tahun berisiko meninggal lebih cepat dibandingkan mereka yang mengonsumsi daging dalam jumlah yang lebih sedikit. mereka yang makan 4 ons daging merah sehari, berisiko lebih besar meninggal akibat penyakit jantung dan kanker dibandingkan mereka yang makan palig tidak 1/2 ons sehari.
Studi lain yang diikuti oleh 72.000 perempuan selama 18 tahun juga menemukan, mereka yang mengikuti pola diet ala barat yang kaya daging merah dan daging olahan, makanan pencuci mulut, serta biji-bijian olahan memiliki risiko lebih besar mengalami penyakit jantung, kanker, serta kematian akibat penyebab-penyebab lainnya.
"Kaitan antara konsumsi daging merah dan olahan serta kanker, khususnya kanker kolorektal, sangat konsisten," ujar Marji McCullough, PhD, seorang pakar nutrisi dari American Cancer Society, seperti dikutip situs webmd.
Setelah melakukan review terhadap studi-studi ilmiah, para ilmuwan dari World Cancer Research Fund dan the American Institute for Cancer Research mengambil kesimpulan bahwa, daging merah dan olahan merupakan penyebab beberapa jenis kanker.
2. Jika benar meningkatkan risiko kanker, apa penyebab dibaliknya?
Meskipun belum begitu jelas, peneliti menyimpulkan ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya seperti:
- Lemak jenuh, yang dikaitkan dengan kanker colon dan kanker payudara serta penyakit jantung.
- zat karsinogen yang terbentuk saat daging dimasak.
- Besi heme, jenis besi yang ditemukan pada daging, bisa menghasilkan komponen yang bersifat merusak sel-sel, sehingga memicu terjadinya kanker.
3. Adakah nutrisi dari daging yang bagus untuk kesehatan?
Daging merah kaya zat besi. Remaja perempuan dan perempuan di usia kehamilan seringkali kekuranagn zat satu ini. Dan besi heme dari daging merah sangat mudah diserap oleh tubuh. Selain itu, daging merah juga mengandung vitamin B12, yang berfungsi membantu DNA menjaga saraf dan sel-sel darah merah agar tetap sehat. Dan kandungan seng dalam daging juga berfungsi menjaga kerja sistem kekebalan tubuh. Daging merah juga mengndung protein yang sangat penting dalam pembentukan tulang dan otot-otot.
"Daging sapi merupakan salah satu makanan yang paling kaya nutrisi," terang Shalene McNeil, PhD, seorang executive director of nutrition research for the National Cattlemen̢۪s Beef Association. Selain itu, kandungan kalorinya tidak terlalu tinggi. Dengan 3 ons daging sapi rendah lemak, Anda bisa mendapatkan 10 nutrisi penting. Sedangkan kalorinya hanya 180.
4. Berapa takaran daging merah yang harus dikonsumsi?
Jumlah konsumsi Anda bergantung pada kebutuhan Anda sendiri. Anda bisa mempertimbangkan kebutuhan daging Anda dengan mengacu pada pertanyaan berikut:
- Apakah Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang Anda akar?
- Apakah konsumsi daging merah Anda membuat Anda menyingkirkan sayur, buah dan whole grain?
"Orang tidak perlu berhenti mengonsumi daging merah. Tapi perlu memilih jenis daging yang lebih baik dan porsi yang mereka konsumsi," terang Christine Rosenbloom, PhD, RD, seorang pakar nutrisi dari Georgia State University.
Berdasarkan panduan MyPyramid, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi 5-6 1/2 ons protein setiap harinya. Protein ini bisa diperoleh dari berbagai sumber termasuk daging rendah lemak, kacang-kacangan, serta makanan laut. berdasarkan anjuran dari The American Institute for Cancer Research, konsumsi daging merah sebaiknya tidak lebih dari 1.8 kg per minggu. Dan, Anda dianjurkan untuk menghindari semua daging olahan seperti sosis, deli meats, ham, bacon, serta hot dogs. Jenis daging olahan ini, berdasrakan studi ilmiah, bisa meningkatkan risiko kanker colon.
5. Bisakah daging panggang menyebabkan kanker?
Daging yang dimasak dalam suhu yang terlalu tinggi, baik daging merah, unggas, atau ikan bisa menghasilkan komponen yang meningkatkan risiko kanker. Zat ini disebut dengan heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
6. Bagaimana cara mengurangi komponen yang potensial memicu kanker saat memanggang?
Anda bisa mengurangi pembentukan komponen berbahaya atau mengurangi paparan dari komponen tersebut dengan cara:
- Pilihlah daging yang paling rendah lemak. Dengan begitu, saat dipanggang akan menghasilkan lebih sedikit asap. Hal ini akan mengurangi jumlah zat karsinogen yang tinggal di daging.
- Jika memanggang, pilihlah panas sedang atau panas yang tidak langsung dibandingkan dengan suhu tinggi. Hal ini untuk menghindari daging terlalu masak. Batasi menggoreng yang juga bisa menyebabkan paparan terhadap suhu tinggi.
- Jangan memasak terlalu lama. Daging yang dimasak terlalu lama mengandung lebih banyak komponen pemicu kanker.
- Sering-seringlah membalikkan daging saat memanggang.
- Hilangkan lemak dari daging sebelum memasak, atau buanglah bagian yang menghitam sebelum dimakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar