Minggu, 29 April 2012

Latar Belakang Masalah


Banyak industri makanan di Indonesia menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perlu menjaga serta meningkatkan mutu penjualan dan kualitas mutu produk tersebut . Tujuan dari pengawasan tersebut untuk menghasilkan produk yang memiliki mutu terbaik, serta perusahaan harus dapat membandingkan tingkat jumlah penjualan dari tahun ke tahun baik tahun sebelumnya maupun tahun yang akan datang dengan cara meramalkan (forecasting).
Peramalan atau forecasting adalah suatu permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi (Handoko, 2000: 255). Peramalan merupakan usaha untuk meramalkan keadaaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi Peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan dating atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkan ke masa yang akan dating dengan suatu bentuk model mamematis (Prasetya dan Lukiastuti, 2009: 43).
Maka arti forecasting itu sendiri adalah suatu kumpulan data yang menuliskan dan menerangkan kegiatan pada waktu yang akan datang,di mana perusahaan harus mampu meramalkan berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan pada waktu mendatang.  Peramalan atau forecasting sangat di perlukan dalam suatu perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat memperhitungkan berapa persen dari angka penjualan tersebut dapat terjual dengan target yang di inginkan. Apakah  target penjualan sudah sampai pada titik impas tertinggi yang di inginkan atau belum. Jika belum kita dapat menggunakan metode forecastimg atau yang lebih di kenal dengan metode peramalan di mana metode ini sangat di perlukan dalam meramalkan berapa besarnya produk yang di terima oleh masyarakat dan dengan metode forecasting tersebut perusahaan dapat mengetahui ketidakpastian yang terjadi dimasa yang akan datang, serta dengan mudah perusahaan dapat mengantisipasi apa saja yang terjadi dimasa akan datang. Karena dengan memakai metode forecasting di harapkan perusahaan ini dapat meningkatkan mutu penjualan dari waktu ke waktu .
Jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan dalam menjalankan penjualannya maka perusahaan tersebut sudah dapat di katakan perusahaan yang maju karena dapat memberikan warna kemasan tersendiri yang mudah di ingat oleh konsumen dan kualitas produk yang di terima oleh konsumen.
PT Indofood Sukses Makmur, tbk merupakan salah satu perusahaan yang melakukan kegiatannya di bidang ini. Peramalan atau forecasting sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah penjualannya dapat seoptimal mungkin. Serta untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan agar dapat mencapai suatu keuntungan.
Mengingat pentingnya peramalan penjualan bagi perusahaan untuk membuat keputusan di masa yang akan datang. Dan diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan penjualan semaksimal mungkin. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas masalah forecasting sebagai penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DENGAN METODE MOVING AVERAGE, WEIGHT MOVING AVERAGE, DAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk.”

Selasa, 17 April 2012

SILOGISME DAN PENALARAN

A . PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

Hukum-hukum Silogisme

a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:

  1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
  2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
  3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
  4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.

  1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
  2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
  3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
  4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

Bentuk Silogisme Menyimpang

Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Contoh:

“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.

Bentuk standar:

“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.

Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.

Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

B . PENALARAN INDUKTIF

Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Untuk minggu ini saya akan mencoba membahas tentang penalaran Induktif.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.

Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :

  1. Generalisasi
    Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contohnya :
• Luna Maya adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.

Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

  1. Analogi
    Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
    Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
    a . Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan.
    b . Meramalkan kesaman.
    c . Menyingkapkan kekeliruan.
    d . klasifikasi

Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

3 . Hubungan Kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam hubungan kausal :
a. Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b. Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c. Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.