Minggu, 18 November 2012

Analisis Video Clip


Industri  musik adalah industry yang menciptakan, menampilkan, memproduksi, melindungi, melestarikan muisik. Industri musik di Indonesia berkembang sangat pesat dengan banyaknya group band yang bermunculan dan berlomba-lomba untuk menunjukkan karya-karya terbaik mereka. Tetapi banyak yang harus diperhatikan dalam memasarkan lagu mereka agar para pendengar dan peninkmat dapat menerimanya dengan baik.
Di sini saya diumpamakan menjadi manajer platinoem band, saya harus mengetahui bagaimana karakteristik dari band ini. Bagaimana aliran musik band ini agar saya dapat menempatkannya secara tepat di industri musik Indonesia sehingga band ini dapat terus eksis.Untuk itu maka saya akan menganalisis video clip lagu yang dinyanyikan band adalah ciptaan band itu sendiri. Berikut adalah link dari video clip tersebut:
  1. bukan untukku : Watch "platinoem.mp4" on YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=JhJ7k_cWQFg&feature=youtube_gdata_player
  2. biarkanlah : Watch "Platinoem Biarkanlah" on YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=XzO2xEwpsTM&feature=youtube_gdata_player
  3. the winner : Watch "PLATINOEM_the winner.mp4" on YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=e5APFUZ4g4Q&feature=youtube_gdata_player
  4. indah : Watch "Platinoem ft Rindu AFI - Indah" on YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=6hsiJImJsc0&feature=youtube_gdata_player
Berikut adalah anailsis dari saya:
  • Dari segi aransemen: sudah cukup bagus suara vokalisnya juga cukup merdu, lagunya juga cukup enak untuk didengar
  • Dari segi konsep video klip: cukup bagus karena alur video klipnya berhubungan dengan lagunya.
  • Dari segi genre musik: mengenai genre musik menang tergantung dari masyarakat, tetapi untuk band yang beraliran pop lumayan disukai oleh masyarakat.
  • Dari segi etika: tidak ada masalah karena beberapa lagunya merupakan ciptaan mereka sendiri.
Berdasarkan analisis pada beberapa  video diatas, menurut saya semua tergantung pada selera masyarakat saat ini. Namun dari genre musik band ini dapat menarik minat masyarakat.

Minggu, 28 Oktober 2012

PENGERTIAN ETIKA DAN MORALITAS



1. Pengertian Etika Dan Moralitas

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Jenis-jenis Etika:
  • Etika filosofis adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat.
  • Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama.
  • Etika adalah etika yang menitik beratkan pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat
  • Etika Diskriptif
  • Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai.
  • Etika Normatif
·        Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini berbicara tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia serta memberi penilaian dan hiambauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya
Moralitas adalah sistem nilai mengenai bagaimana manusia harus hidup secara baik sebagai manusia.

2. Pengertian Dan Macam-Macam Norma

Norma adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan social
Norma dibagi dalam beberapa macam:
·        Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
·        Norma-norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
·        Norma Sopan santun/Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
·        Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik.
·        Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

3. Pengertian Teori Etika

Di bawah ini dirumuskan pengertian teori etika oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Drs. O.P. SIMORANGKIR: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Pendapat: Dengan menggunakan pandangan etika yang kita gunakan dapat mengukur seberapa besar etika yang dilaksanakan oleh manusia sehingga dengan adanya pandangan dapat memperoleh nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Pendapat: apa yang dilakukan oleh manusia selalu berpandangan oleh etika karena semua itu mendasari dalam kita melakukan tingkah laku disesuaikan dengan etika yang berlaku dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Drs. H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Pendapat: dengan berbicara nilai dan norma moral member manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Merupakan pegangan bagi manusia dalam mengatur tingkah lakunya dengan baik dan benar.
Menurut Martin (1993): etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standard yang mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya.
Pendapat: sangat baik. Karena dengan menggunakan etika kita dapat mengetahui batasan-batasan pergaulan yang akibatnya kalau sampai melewati batas akan berakibat buruk pada pergaulan. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Dapat merugikan diri sendiri serta orang lain disekitar kita
Menurut K.Bertens (2000): ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

4. Macam-Macam Etika

Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bgmn manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yg khusus.
Etika Khusus dibagi menjadi 3:
·         Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusiaterhadap
·        dirinya sendiri.
  • Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sbg makhluk sosial dlm interaksinya dg sesamanya.
    Etika individual dan etika sosial berkaitan erat satu sama lain. Karena kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya terhadap orang lain, dan demikian pula sebaliknya.
  • Etika Lingkungan Hidup, berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sbg kelompok dengan lingkungan alam yang lebih luas dlm totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang berdampak langsung atau tidak langsung pada lingkungan hidup secara keseluruhan.
Etika Lingkungan hidup dapat berupa:
·        Cabang dari etika sosial, sejauh menyangkut hubungan antara manusia
·        dengan manusia yang berdampak pada lingkungan)
·        Berdiri sendiri, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

5. Mitos Bisnis Amoral

Sebagian besar pendapat mengatakan bahwa bisnis dengan moral tidak ada hubungannya sama sekali, etika sangat bertentantangan dengan bisnis dan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis, karenanya pelaku bisnis tidak diwajibkan mentaati norma, nilai moral, dan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan bisnis perusahaan. Hal ini yang menyebabkan pendapat diatas belum tentu benar, bahkan sebagian besar pendapat lain mengatakan bahwa bisnis dengan moralitas memiliki hubungan yang sangat erat, etika harus dipraktekkan langsung dengan kegiatan bisnis dan membuat perusahaan bisa bersaing secara sehat karena memegang komitmen, prinsip yang terpercaya terhadap kode etis, norma, nilai moral, dan aturan-aturan yang dianggap baik dan berlaku dalam lingkungan bisnis perusahaan. Sebelum bisnis dijalankan, perusahaan – perusahaan wajib memenuhi persyaratan secara legal sesuai dengan dasar hukum dan aturan yang berlaku, tetapi apakah bisnis dapat diterima secara moral.

6. Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:

a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

b. Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

c. Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

d. Prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

e. Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

7. Kelompok stakeholders

Kelompok primer. Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini
Kelompok sekunder. Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.

8. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Kriteria dan Prinsip Utilitarianisme
Ada tiga kriteria objektif dijadikan dasar objektif sekaligus norma untuk menilai kebijaksanaan atau tindakan.
·        Manfaat : bahwa kebijkaan atau tindakan tertentu dapat mandatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
·        Manfaat terbesar : sama halnya seperti yang di atas, mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
·        Pertanyaan mengenai menfaat : manfatnya untuk siapa? Saya, dia, mereka atau kita.

Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika Utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.

Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yaitu :
1. Tindakan yang baik dan tepat secara moral
2.Tindakan yang bermanfaat besar
3.Manfaat yang paling besar untuk paling banyak orang.

Dari ketiga prinsip di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ bertindaklah sedemikian rupa, sehingga tindakan itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak orang mungkin”.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme:
·        Pertama, Rasionalitas.
·        Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
·        Ketiga, Universalitas.
Kelemahan Etika Utilitarisme:
·        Manfaat merupakan konsep yg begitu luas sehingga dalam kenyataan  praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit
·        Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dgn akibatnya.
·        Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
·        Variabel yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi.
·        Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya
·        Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
·         
9. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
Syarat bagi tanggung jawab moral adalah sebagai berikut:
·        Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
·        Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya
·        Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan
Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153), yaitu:
·        Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum
·        Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
·        Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
·        Tujuan yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
·        Biaya Keterlibatan Sosial
·        Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
·        Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
·        Terbatasnya Sumber Daya Alam
·        Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
·        Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
·        Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
·        Keuntungan Jangka Panjang
Sumber :
http//google.com
http//Wikipedia.com

PENGERTIAN ETIKA


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

2.A. Etika Yang Kita Lakukan Sehari-Hari
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya
Contohnya : Sopan santun terhadap orang tua dan orang lain, mengikuti norma atau nilai-nilai budaya, menghormati orang yang lebih tua.


2.B. Etika Bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

3.A. Etika Teleologi
berasal dari kata Yunani yaitu telos yang berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna. Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
  •  Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari kenikmatan dan kesenangan. contoh : orang yang suka mengumpulkan harta berlebih atau tidak puas akan hartanya, di hidupnya hanya senang-senang tidak memikirkan akhirat seperti clubbing, minum, narkoba, dsb
  • Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki. contoh : rajin beribadah, mencintai alam
3.B. Etika Deontologi
Berasal dari kata Yunani yaitu deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan itu baik untuk dirinya sendiri. Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala.

Minggu, 29 April 2012

Latar Belakang Masalah


Banyak industri makanan di Indonesia menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perlu menjaga serta meningkatkan mutu penjualan dan kualitas mutu produk tersebut . Tujuan dari pengawasan tersebut untuk menghasilkan produk yang memiliki mutu terbaik, serta perusahaan harus dapat membandingkan tingkat jumlah penjualan dari tahun ke tahun baik tahun sebelumnya maupun tahun yang akan datang dengan cara meramalkan (forecasting).
Peramalan atau forecasting adalah suatu permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi (Handoko, 2000: 255). Peramalan merupakan usaha untuk meramalkan keadaaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi Peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan dating atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkan ke masa yang akan dating dengan suatu bentuk model mamematis (Prasetya dan Lukiastuti, 2009: 43).
Maka arti forecasting itu sendiri adalah suatu kumpulan data yang menuliskan dan menerangkan kegiatan pada waktu yang akan datang,di mana perusahaan harus mampu meramalkan berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan pada waktu mendatang.  Peramalan atau forecasting sangat di perlukan dalam suatu perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat memperhitungkan berapa persen dari angka penjualan tersebut dapat terjual dengan target yang di inginkan. Apakah  target penjualan sudah sampai pada titik impas tertinggi yang di inginkan atau belum. Jika belum kita dapat menggunakan metode forecastimg atau yang lebih di kenal dengan metode peramalan di mana metode ini sangat di perlukan dalam meramalkan berapa besarnya produk yang di terima oleh masyarakat dan dengan metode forecasting tersebut perusahaan dapat mengetahui ketidakpastian yang terjadi dimasa yang akan datang, serta dengan mudah perusahaan dapat mengantisipasi apa saja yang terjadi dimasa akan datang. Karena dengan memakai metode forecasting di harapkan perusahaan ini dapat meningkatkan mutu penjualan dari waktu ke waktu .
Jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan dalam menjalankan penjualannya maka perusahaan tersebut sudah dapat di katakan perusahaan yang maju karena dapat memberikan warna kemasan tersendiri yang mudah di ingat oleh konsumen dan kualitas produk yang di terima oleh konsumen.
PT Indofood Sukses Makmur, tbk merupakan salah satu perusahaan yang melakukan kegiatannya di bidang ini. Peramalan atau forecasting sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah penjualannya dapat seoptimal mungkin. Serta untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan agar dapat mencapai suatu keuntungan.
Mengingat pentingnya peramalan penjualan bagi perusahaan untuk membuat keputusan di masa yang akan datang. Dan diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan penjualan semaksimal mungkin. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas masalah forecasting sebagai penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DENGAN METODE MOVING AVERAGE, WEIGHT MOVING AVERAGE, DAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk.”

Selasa, 17 April 2012

SILOGISME DAN PENALARAN

A . PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

Hukum-hukum Silogisme

a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:

  1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
  2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
  3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
  4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.

  1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
  2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
  3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
  4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

Bentuk Silogisme Menyimpang

Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Contoh:

“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.

Bentuk standar:

“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.

Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.

Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

B . PENALARAN INDUKTIF

Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Untuk minggu ini saya akan mencoba membahas tentang penalaran Induktif.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.

Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :

  1. Generalisasi
    Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contohnya :
• Luna Maya adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.

Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

  1. Analogi
    Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
    Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
    a . Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan.
    b . Meramalkan kesaman.
    c . Menyingkapkan kekeliruan.
    d . klasifikasi

Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

3 . Hubungan Kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam hubungan kausal :
a. Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b. Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c. Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.