Kamis, 10 November 2011

TUGAS SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN BAB IV, BAB V dan BAB VI

BAB I

PENDAHULUAN

Pada intinya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan semakin ketatnya persaingan dan semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk yang tersedia di pasar, hingga konsumen harus benar-benar teliti dalam pembelian suatu barang. Apakaha barang itu bisa digunakan dalam jangka pajang? Apakah memiliki manfaat yang beasar ? dan masih banyak lagi terlihar juga dari segi kulitas dan kualitatif sehingga membuat perusahaan harus semakin bekerja keras untuk dapat meraih targetnya dan mempertahankan konsumen untuk bisa kembali lagi membeli di produk di perusahaan itu. Dengan banyaknya pesaing, perusahaan dituntut untuk mendapatkan pangsa pasar dengan jalan menentukan dan memilih langkah-langkah yang tepat di dalam hal pemasaran. Dengan adanya persaingan seperti ini perusahaan-perusahaan harus mampu memilih strategi yang tepat untuk memasarkan hasil produknya, sehingga setiap perusahaan harus berkompetisi dalam menentukan kebijakan yang akan diambil dan dilakukan untuk memenangkan pasar. Untuk mencapai tujuan hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen baik dalam bidang produksi, keuangan maupun pemasaran. Karena suatu keputusan yang diambil oleh pihak perusahaan akan menentukan bagi jalannya suatu perusahaan. Keputusan yang tepat akan menunjang operasional dalam mencapai tujuan dan sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat menghambat tujuan perusahaan atau bahkan dapat menghancurkan perusahaan itu sendiri. Adapun Tujuan kegiatan pemasaran yang harus kita pahammi terlebih dahulu adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Proses Pengambilan Keputusan Pada Konsumen

Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.



B.Konsep Keputusan

Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini:

  • Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
    Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
    Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
  • Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
  • Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
    Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .

Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others) orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).

1. Aspek-aspek pemilihan keputusan:
Produk yang murah - Produk yang lebih mahal

    1. Pembelian yang sering - Pembelian yan jarang
    2. Keterlibatan rendah - Keterlibatan tinggi
    3. Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
    4. Pembelian dengan pertimbangan dan - Pembelian dengan pertimbangan

6. Pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif

C. Analiis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen
-Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man. Tidak reatistis karena manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.

Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.
iii. Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man. Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional.
Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.
-Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
-Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

D.Model Sederhana untuk menggambarkan pengambilan keputusan konsumen.
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran Lingkungan social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social, budaya dan sub budaya.

Pengambilan Keputusan Pada Konsumen, Sadar akan kebutuhan, Mencari sebelum membeli, Mengevaluasi alternative.

-Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap

-Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang

Evaluasi Setelah Pembelian

- Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
> Input Pemasaran, aktivitas pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan, dan membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha melalui 4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.
> Pengaruh Sosial Budaya, membujuk konsumen karena adanya lingkungan sosial budaya seperti keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya.
- Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
> Sadar akan kebutuhan, konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu masalah.
> Pencarian pra beli, konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
> Evaluasi terhadap alternative, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
>>Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan dalam memilih.
>>Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan, yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi pasca beli
>>>Jenis-jenis situasi dalam proses pengambilan keputusan konsumen :
>Situasi Komunikasi : situasi pada waktu konsumen menerima informasi, mempengaruhi perilaku konsumen. Bila konsumen sedang membutuhkan produk, maka dia akan berada dalam situasi yang kondusif untuk menerima informasi itu dan membentuk persepsi yang penting tentang produk. Apabila seseorang baru saja mengetahui bahwa dia gagal dalam ujiannya, dia tidak akan memperhatikan komunikasi pemasaran yang sedang berlangsung.
> Situasi Pembelian : situasi dapat pula mempengaruhi situasi pembelian. Bila seseorang berbelanja sendiri, dia tidak akan melakukan banyak pencarian informasi, seperti apabila dia pergi dengan teman-temannya ataupun keluarga nya.
> Situasi Penggunaan : pada waktu orang ingin menjamu tamu yang penting bagi dia, dia tidak akan memakai alat-alat makan yang biasa dia pakai, tetapi akan membutuhkan peralatan makan yang lebih bagus.
>Situasi Penggantian Produk : keputusan untuk membuang bungkus produk sebelum dan sesudah konsumsi, dan keputusan untuk menyingkirkan produk yang sudah tidak dipakai lagi.

E.Sifat-sifat Pengaruh Situasional
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi bersama-sama dengan situasi.

E.1.Klasifikasi Situasional
-Lingkungan Fisik : termasuk dekorasi, suara, aroma, pencahayaan, cuaca dan susunan barang dagangan (produk) dan benda-benda lain yang mengelilingi obyek stimulus.
-Lingkungan Sosial : adalah individu-individu yang juga hadir atau berada di tempat yang sama pada waktu pembelian atau konsumsi. Walaupun tampaknya orang membeli dan berbelanja dengan maksud mendapatkan produk tertentu, Konsumen akan merasa nyama saat berbelanja di suatu tempat yang di datangi oleh konsumen-konsumen lain yang kelas nya sama.
-Lingkungan Waktu : waktu yang tersedia untuk berbelanja, sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk menentukan pilihannya. Contoh; Layanan antar cepat.
-Tujuan Konsumsi : Marketer membagi tujuan itu menjadi pembelian untuk digunakan atau dikonsumsi sendiri dan pembelian untuk diberikan kepada orang lain sebagai hadiah. Dalam pembelian untuk digunakan sendiri, konsumen lebih yakin tentang apa yang sudah diputuskannya. Maka pertimbangan dan proses pengambilan keputusan konsumen akan menjadi rumit dan memerlukan waktu yang agak lama.
-Suasana hati Konsumen dan atau Kondisi Sementara saat Pembelian : Suasana hati yang positif mendorong pembelian impulsive. Harus di perhatikan Kondisi sementara konsumen, seperti lelah, gembira, marah,kecewa akan mempengaruhi keputusan yang akan di pilih konsumen.
- Situasi Hari-hari tertentu (hari-hari besar): situasi ini adalah perilaku yang sering berhubungan yang mempunyai arti simbolik dan dilakukan untuk merespon peristiwa-peristiwa sosial. Contoh; Konsumen yang beragama Kristen akan banyak yang membeli peralatan natal pada saat akan merayakan hari natal.


BAB III

KESIMPULAN


Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak factor eksternal maupun internal
-faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya, faktor-faktor –faktor-faktor internal , misalnya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dan perilaku beli terjadi. Situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran
Dalam mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat membuat keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada.

Sumber : http://henzie26.blogspot.com/2010/03/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html

Senin, 07 November 2011

TUGAS METODE RISET PERTEMUAN Ke 7 BAB VI dan BAB V

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Berawal dari sebuah perusahaan mi instan, Indofood secara progresif telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mmencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

Sebagai perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya dikenal di seluruh penjuru Nusantara.

Perseroan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi:

  1. Produk Konsumen Bermerek (CBP), memproduksi berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam Divisi Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta Nutrisi & Makanan Khusus. Dengan diakuisisinya PT Indolakto (Indolakto) pada tahun 2008, Divisi Dairy merupakan segmen baru di Grup CBP yang akan memperkuat posisi Grup ini di pasar yang memiliki pertumbuhan pesat. Kegiatan Grup CBP didukung oleh Divisi Bumbu dan Kemasan.
  2. Bogasari, memiliki kegiatan utama memproduksi tepung terigu, pasta dan biskuit. Kegiatan Grup ini didukung oleh unit perkapalan.
  3. Agribisnis, kegiatan utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
  4. Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan produk-produk pihak ketiga.

Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek-merek yang dimilikinya, bahkan banyak di antara merek tersebut melekat di hati masyarakat Indonesia selama bertahuntahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), dairy (Indomilk dan Cap Enaak), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merek-merek ini tetap merupakan pemimpin pasar di masing-masing segmennya, dikenal atas produknya yang berkualitas tinggi dan diterima dengan baik oleh berbagai segmen pasar.

4.2Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran

Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan consumen di Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional yang menjangkau lebih dari 150.000 pengecer tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual produknya kepada masyarakat dengan cara:

  1. Penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan sendiri yang beropersi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
  2. Penjualanm tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia. Dilakukan lewat distributor lalu pngecer dan grosir baru ke konsumen akhir.
  3. Lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.

4.3 Penyajian Data

Berikut ini dalam tabel 1 adalah rekapitulasi data biaya promosi, biaya distribusi dan penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Untuk melihat perkembangan biaya promosi, dan biaya distribusi serta tingkat penjualan dari tahun 2007 sampai dengan 2010 dijelaskan melalui tabel. Dengan menggunakan table dapat dilihat tingkat kenaikan atau penurunan dari biya promosi, distribusi maupun volume penjualan.

Data Biaya Promosi, Biaya Distribusi dan Volume Penjualan

(dalam rupiah)

Tahun

Biaya Promosi(X1)

Biaya Distribusi (X2)

Volume Penjualan (Y)

2007

1.128.611.024.731

49.543.288.948

43.566.445.215.300

2008

1.341.007.503.230

62.167.065.588

43.798.562.524.297

2009

1.417.244.691.144

75.736.572.811

45.142.264.552.651

2010

1.502.469.568.011

104.358.403.249

53.030.071.493.139

Terlihat bahwa perkembangan biaya promosi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang berfluktuasi. Pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 18.8%. Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 5.66% dan akhirnya pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 5.99%.

perkembangan biaya distribusi yang pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 20.96% dan akhirnya pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 38.67%.

Selain biaya promosi dan biaya distribusi dapat dilihat juga perkembangan penjualan dari tahun ke tahun secara fluktuasi, baik dilihat dari rupiah maupun persentasenya. Tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0.83%, tahun 2009 mengalami kenaikan sebear 3.06% dan pada akhir 2010 mengalami kenaikan sebesr 17.47%.

4.3.1 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Pada penelitian ini menggunakan persamaan analisis regresi linier berganda. Persamaan lilier regresi berganda berfungsi untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

Jadi secara implisit pembentukan persamaan regresi linier berganda sama artinya dengan menghitung besarnya pengaruh variabel-variabel bebas yang membentuk persamaan terhadap Y ( variabel terikat ). Teknik analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini, pengolahan data penelitian menggunakan alat bantu komputer dengan program R-Commander dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Hasil Analisis Linier Berganda


Estimate

Std. Error

t value

Pr(>|t|)

(Intercept)

5.145

7.302

7.046

0.0898

distribusi

3.061

5.392

5.676

0.1110

promosi

-2.033

7.922

-2.566

0.2365

R-squared: 0.986

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, hasil penelitian diperoleh data yang meliputi satu variabel terikat yaitu volume penjualan ( Y ) dan dua variabel bebas yaitu biaya promosi (X1 ) dan biaya distribusi ( X2 ) . Sehingga dari dua variabel bebas tersebut dapat dihitung besarnya pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap volume penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 5.145 2.033X1 + 3.061 X2 + e

Interprestasi dari model regresi linier berganda diatas dapat dianalisa sebagai berikut:

  1. Konstanta (β0) sebesar 5.145 menunjukan bahwa apabila biaya promosi tidak terjadi perubahan atau X1 = 0 dan biaya distribusi tidak terjadi perubahan atau X2 = 0 maka volume penjualan akan naik dengan nilai sebesar Rp 5.145.
  2. Nilai koefisien variasi produk ( β1 ) sebesar -2.033menunjukkan bahwa jika nilai biaya promosi meningkat satu satuan maka akan menurunkanpenjualan produk sebesar - Rp. 2.033 satuan dengan asumsi variabel bebas lain (biaya distribusi) konstan.
  3. Nilai koefisien biaya promosi ( β2 ) sebesar 3.061 menunjukkan bahwa jika biaya promosi meningkat satu satuan rupiah maka akan menaikan penjualan sebesar Rp. 3.061 dengan asumsi variabel bebas lain (biaya promosi) konstan.
  4. e menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.

Nilai koefisien determinasi atau R square digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai R square = 0.986 yang berarti 98,6% besarnya volume penjualan dapat dijelaskan oleh variabel biaya promosi dan biaya distribusi. Sedangkan sisanya 1,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

4.3.2 Pengujian Hipotesis

4.3.2.1 Pembuktian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas Secara Simultan Terhadap Variabel Terikat ( Uji F )

Untuk menguji hipotesis variabel variasi produk dan biaya promosi berpengaruh terhadap volume penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, secara simultan maka dilakukan uji F. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel analisis regresi linier berganda.

H0 : Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel biaya promosi dan biaya distribusi secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

H1 : Hipotesa alternatif menyatakan bahwa biaya promosi dan biaya distribusi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

P-value >/= 0,05 maka H0 ditolak

P-value < 0,05 maka H0 diterima

Didapatkan R squared adalah 0,986/= 0,05

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis dapat diuraikan sebagai berikut : Karena P-Value = 0,986, sehingga secara simultan variabel biaya promosi dan biaya distribusi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

4.3.2.2 Pembuktian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas Secara Parsial Terhadap Variabel Terikat ( Uji t)

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat maka digunakan uji t. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

1. Uji parsial variabel biaya produksi (X1)

H0 : Variabel biaya promosi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

H1 : Variabel biaya promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

P-value >/= 0,05 H0 ditolak

P-value < 0,05 H0 diterima

Didapatkan dari perhitungan analisis regresi linier berganda adalah P-value sebesar

0,2365 >/= 0,05.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diperoleh P-value sebesar 0,2365 >/= 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga kesimpulannya variabel biaya produksi secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

2. Uji parsial variabel biaya distribusi (X2)

H0 : Variabel biaya distribusi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

H1 : Variabel biaya distribusi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan.

P-value >/= 0,05 H0 ditolak

P-value < 0,05 H0 diterima

Didapatkan dari perhitungan analisis regresi linier berganda adalah P-value sebesar

01110 >/= 0,05.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diperoleh P-value sebesar 0,11109>/= 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga kesimpulannya variabel biaya distribusi secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  1. Variabel biaya promosi (X1) dan biaya distribusi (X2), secara bersama berpengaruh nyata terhadap volume penjualan (Y). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama tentang dugaan adanya pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas (X) tersebut terhadap variabel terikat (Y) dapat diterima.
  2. Variabel biaya promosi (X1) dan biaya distribusi (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
  3. Koefisien determinasi yaitu sebesar 0,986 menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas mampu menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel terikat sebesar 98,6%.

5.2 Saran dan Rekomendasi

  1. Riset ini masih memiliki banyak kelemahan karena terbatasnya waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis.
  2. Rekomendasi untuk riset ini adalah lebih banyak menambahkan variabel-variabel lainnya.
  3. Usulan untuk riset selanjutnya adalah menambahkan variabel- variabel lainnya.

Sumber:

Situs Indofood Makmur, Tbk. www.jsx.co.id

Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama