Selasa, 29 Desember 2009

NAMA : FEBI SCONDA MIDIAN
KELAS : 1EA12
NPM : 12209596

Bencana Alam (Banjir)

Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah persawahan kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk. Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan. Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah.Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebaga contoh, minyak bumi banyak kita dapatkan dari endapan delta.Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir. Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.Selain itu, kita juga harus memahami karakteristik banjir. Ada banjir tahunan, 5 tahunan, 10 tahunan, 25 tahunan, 50 tahunan dan seterusnya. Pengenalan karakter ulangan itu hanya dapat dilakukan dengan pengamatan yang panjang dan studi yang luas. Banjir akibat kesalahan manusia setidaknya disebabkan oleh dua hal; pengelolaan daerah hulu sungai yang buruk, dan pengelolaan drainase yang buruk. Dalam siklus hidrologi, daerah hulu sebenarnya adalah daerah resapan air. Pengelolaan daerah hulu yang buruk menyebabkan air banyak mengalir sebagai air permukaan yang dapat menyebabkan banjir. Pengelolaan drainase yang buruh terjadi berkaitan dengan pengembangan daerah pemukiman atau aktivitas lainnya. Akibat buruknya drainase, air permukaan tidak dapat mengalir dengan baik sehingga menggenang menjadi banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar